Jumat, 02 Oktober 2015

Belajar Qurban Dari Mbah Painem

Pengalaman Itu Guru Berharga....

(Hikmah Perjalanan ‪#‎QurbanPlus‬ LMI 1436H)


Idul Adha tahun ini, menyelipkan sebuah hikmah, bagaimana keikhlasan membuat seseorang rela untuk berqurban, meskipun dirinya sendiri tidak berlebih.

Perjalanan qurban membawa saya bertemu Mbah Painem, Di Dusun Ngrendeng, Desa Sumberoto, Kec. Donomulyo Kab. Malang.Mbah Painem yang berusia 75 tahun ini menjalani hari-harinya seorang diri, kelima putranya hidup berjauhan. Setelah menunaikan shalat subuh, Mbah Painem ‘nyangkul’ dilahan depan rumah yang dia tanami ketela, hasilnya yang tak seberapa dia cukupkan untuk kehidupan sehari-hari, kadang juga di tukar beras dipasar.

Ketika Mbah Painem belajar Islam 2 tahun yang lalu (sebelumnya tidak beragama), hasil ketelanya dia tukar mukena, dan dia belajar sholat. Islam membuat hidupnya lebih tenang. Dulu saat belum mengenal Islam hidupnya selalu was-was dan ketakutan, kematian salah satunya.

Sejak mengenal Islam Mbah Painem rajin sholat lima waktu ke masjid. Jika gelap dirinya membawa senter. Dan saat hujan pun Mbah Painem tetap datang ke masjid dengan kaki tanpa alas, sandalnya di jinjing karena kondisi jalan yang licin.

Semakin mengenal Islam, membuat Mbah Painem ingin berqurban. Dengan keterbatasannya, dijalani dengan hari-hari makan nasi berteman sambel, kadang ada tempe dan tahu. Tapi Mbah Painem lega tahun ini bisa berQurban.

"Ngko lek dipundhut sing kuoso, aku wes ayem hatiku, wes iso qurban (nanti bila dipanggil sama Allah, udah tenang hatinya karena sudah bisa berqurban)" ujar Mbah Painem.

Setahun terakhir ini, Mbah Painem menyiapkan qurban terbaiknya, dengan memelihara kambing. Setiap hari, pagi dan sore Mbah Painem ngarit (cari rumput) dan air. Rumah ke sumber air sekitar 300 meter. Peliharaannya dia jual. Saat itu laku 1,3 juta, kemudian uangnya mbah Painem titipkan ke ustadz Elianto yang menjadi dai LMI sekaligus PJ salur Qurban di daerah Donomulyo. Ketika mendekati qurban Mbah Painem datang dengan membawa uang 200 ribu dan berpesan " tukokne hewan qurban sing gedhe yo le! (belikan hewan qurban yang besar ya nak!),” pesan Mbah Painem ke ustadz Elianto

Allah Akbar. Akhirnya tahun ini Mbah Painem bisa berqurban. Kini Mbah Painem menitipkan doa,semoga tahun depan bisa berqurban kembali. Dan harapannya jika nanti dipanggil Allah dengan cara yang mudah karena Mbah Painem tak ingin merepotkan orang lain.
Semoga kita bisa mengambil inspirasi dari kesederhanaan Mbah Painem.
(Cony)

Mbah Painem Matur suwun nggeh ilmunya....
           Saya sudah menahan diri untuk tidak menangis, tapi maaf. saya tak kuat    menahannya. karena kesederhanaan, tapi apa yang beliau inginkan begitu mulia. Beliau sempet bingung karena saya menangis...:D maaf mbah painem..

Belajarlah hidup dari semua orang. dan berbagilah, karena itu melunakkan hati....Selamat berjuang.


0 komentar: